KATA
PENGANTAR
Alhamdulilah segala puja dan puji peneliti kepada Allah SWT atas
segala limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga penelitian tugas akhir ini dapat
berjalan dengan lancar dalam penyelesaiannya.
Selama penelitian tugas akhir ini para peneliti mendapat banyak
bantuan, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. sehingga dengan
terselesainya laporan penelitian ini kami ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1.
Kepada
Allah SWT yang maha kuasa.
2.
Kepada
orang tua tercinta yang tidak pernah putus asa memberikan do’a, nasihat,
motivasi dan dukunga.
3.
Ibu
Drs.Hj. Zulfa Elisabet.MA.g selaku dosen pembimbing. Atas bimbingan, pengarahan
dan motivasi yang di berikan selama pengerjaan tugas akhir ini.
4.
Kepada
sesama teman penelitiyang telah bekerja keras untuk dapat bekerja sama dan
menghasilkan sebuah penelitian yang maksimal.
5.
Dan
semua pihak yang tidaka dapat kami sebutkan satu-persatu. Atas segala do’a dan
bantuan dalam penelitian tugas akhir ini.
Penulis
menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan tugas akhir ini. Oleh karena
itu penulis memohon ma’af atas segala kekurangan yang ada. Pada akhirnya,
semoga penelitian tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak pada
umumnya dan bagi teman-teman lainnya.
Semarang,
10 Mei 213
Tim
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA
PENGANTAR
............................................................................................. ii
BAB. I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
................................................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah
........................................................................................... 2
C.
Tinjauan dan
Manfaat Penelitian
..................................................................... 2
BAB. II.
PEMBAHASAN
A.
Kajian Teori
A.1.
Definisi Kebudayaan
................................................................................ 4
A.2.
Hubungan Antara Agama Islam dengan Budaya Jawa
............................
5
BAB. III.
METODE PENELITIAN
A.
Definisi Metode
Penelitian
............................................................................... 9
A.1.
Pendekatan Penelitian
............................................................................... 9
B. Lokasi
Penelitian
.............................................................................................. 10
C.
Sumber Data
C.1.
Data Primer
............................................................................................... 11
C.2.
Data Sekunder
........................................................................................... 11
D.
Teknik Pengumpulan Data
D.1.
Observasi Langsung ................................................................................. 12
D.2.
Wawancara
............................................................................................... 13
E.
Analisi Data
...................................................................................................... 14
BAB. IV.
PENUTUP
A.
Kesimpulan
...................................................................................................... 14
B.
Saran ................................................................................................................ 15
INDEKS
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya tidak lepas dari suatu
kebudayaan, dimana kebudayaan tersebut di hasilkan oleh masyarakat sendiri.
Kebudayaan muncul merupakan hasil prilaku masyarakat yang sering kali di
lakukan. Dari sebuah kebudayan memberikan cerminan sendiri tentang identitas
suatu bangsa.
Budaya dapat dianggap sebagai identitas suatu bangsa. Bagaimana
ciri khas maupun keunikan suatu budaya bangsa, itu merupakan keunikan
tersendiri yang muncul dari budaya tersebut. Terutama indonesia yang kaya akan
sumber daya alamnya juga kaya pula akan
budanya. Di seluruh penjuru indonesia terdapat berbagai macamdan bentuk budaya
yang memiliki ciri khas tersendiri.
Mengutip arti kebudayaan menurut Koentjaraningrat “ kebudayaan
adalah seluruh gagasan dan rasa , tindakan serta karya yang di hasilkan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat. Serta dari kebudayaan dapat tampak suatu watak
(Ethos). seperti yang tampak misalnya, gaya tingkah laku, atau benda-benda hasil
karya masyarakat”[1]
Meskipun di temukan kemiripan antara suatu buadaya dengan kebudayaan yang lain.di karenakan adanya
percampuran budaya (Akulturasi ) secara perlahan. Dalam suatu kebudayaan
terdapat rangkaian adat –istiadat serta tradisi. Hal tersebut saling berkaitan
satu dengan yang lainnya. tradisi dapat di katakan sebagai suatu kebiasaan yang
tentunya kerap dilakukan hingga membentuk suatu pola adat-istiadat yang di
lakukan masyarakat dan terus di pertahankan. Dan adat- istiadat tersebut telah
di sepakati oleh masyarakat , sehingga membudaya dalam kehidupan bermasyarakat.
Suatu tradisi merupakan warisan temurun dari nenek moyang. Dan
tentunya memiliki maksud dan tujuan tersendiri. Nenek koyang mengajarkan berbagai
hal untuk bekal masa depan dengan bercampur pengalamn serta kebudayaan.
Kepercayaan nenek moyang yang kental tentu mempengaruhi bagaimana tradisi itu
tercipta bahkan hingga kini masih di pertahankan akulturasi budayanya. Adapun
kepercayaan nenek moyang tentang kekuatan (Dinamisme dan Animisme)..Dan
ada pula tradisi masyarakat berupa upacara adat-istiadat.
Misalnya saja upacara adat seorang kelahiran bayi di banyumas, yang
di sebut dengan Muyen. di mana dalam upacara adat tersebut agam
berperan penting di dalamnya. Adanya kepercayaan mengenai seorang bayi yang
lahir harus diadakan upacara adat setempat . gunanya kelak nanti kan tumbuh
segai seorang yang di banggakan dan di harapakan.
Pada dasarnya kebudayaan Banyumas merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kebudayaan jawa, namun karena kondisi yang tidak strategis
yang jauh dari pusat kekuasaan keraton dengan demikian latar belakang dan
pandangan masyarakat Banyumas sangat dijiwai oleh semangat kerakyatan yang
mengakibatkan sisi budaya Banyumas.
B.
RUMUSAN MASALAH
Setelah melihat latar belakang yang ada agar dalam penelitian tidak
terjadi kerancauan, maka penulis membatasi masalah dnan merumuskan masalah yang
akan di angkat dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah yang di ambil di
antaranya adalah sebagi berikut :
1.
Bagaimana
Upacara Adat kelahiran bayi ( Muyen ) Banyumas itu bisa muncul ?
2.
Apa
faktor-faktor yang menyebabkan adanya Upacara Adat Kelahiran Bayi itu ada ?
3.
Bagaimana
dampak adanya Tradisi Muyen di Banyumas ?
C.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini di lakukan di antaranya :
1.
Mengetahui
budaya – budaya indonesia yang khas dan memeberikan sesuatu yang mencerminkan
identitas suatu daerah tersebut.
2.
Mengetahui
betapa pentingnya sebuah tradisi suatu daerah yang dimiliki oleh masyarakat
tersebut.
3.
Mengetahui
betapa pentingnya agama berperan dalam sebuah kebudayaan.
4.
Menggali
sejauh mana
Dari tujuan di adakan penelitian tadi maka, adapun manfaat dari
penelitian di antaranya:
1.
Bagi
peneliti sendiri, dapat mengetahui suatu kebudayaan yanga ada di suatu daerah
yang ada sehingga dapat mengembangkan kembali tentang penelitian mengenai
kebudayaan.
2.
Memotivasi
bagi masyarakat agar dapat menjaga sebuah kebudayaan agar tidak hiang di makan
oleh waktu, dan dapat di turunkan oleh anak –cucunya.
3.
Perlunya
sebuah kesadaran dan kepedulian dari mahasiswa terhadap kebudayaan. Di mana
kebudayaan memberikan pengetahuan yang lebih tentang arti sebuah budaya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
KAJIAN TEORI
A.1. Definisi Kebudayaan
Kebudayaan merupakan “ kebudayaan
adalah seluruh gagasan dan rasa , tindakan serta karya yang di hasilkan manusia
dalam kehidupan bermasyarakat. Serta dari kebudayaan dapat tampak suatu watak
(Ethos). seperti yang tampak misalnya,
gaya tingkah laku, atau benda-benda hasil karya masyarakat”[2]
Sedangakat Tradisi dalam bahasa
latin Tradisi (Bahasa
Latin: traditio, "diteruskan") atau kebiasaan dalam
pengertian yang paling sederhana adalah sesuatu yang telah dilakukan untuk
sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu kelompok masyarakat,
biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu,
atau agama yang sama. Hal yang paling mendasar dari tradisi adalah
adanya informasi yang diteruskan dari generasi ke generasi baik
tertulis maupun (sering kali) lisan, karena tanpa adanya ini, suatu tradisi
dapat punah.
Pengertian Kelahiran
merupakan pengakhiran pada proses kehamilan dan juga merupakan permulaan pada
sebuah kehidupan manusia. Proses kelahiran bermula apabila rahim terjadi
kontradiksi selama 15-30 menit dan serviks merenggang serta mulai terbuka
sekitar 14-24 jam. Pada umumnya terdapat 3 kaedah utama kelahiran yaitu kelahiran
secara semula jadi, kaedah Cesarean dan juga kaedah “preparedbirth”.
Bayi merupakan manusia yang lahir dengan umur kehamilan 37-42 minggu,
memiliki berat lahir 2500 samapi 4000 gram. Bayi baru lahir dapat di lahirkan
melalui vagina dan melalui operasi cesar. Bayi baru lahir harus mampu
beradaptasi dengan lingkungan baru karena setelah plasentanya di potong mak
tidak ada lagi asupan makanan dari ibu, selain itu kondisi bayi baru lahir
masih rentan terhadap penyakit. Ciri –ciri bayi lahir dengan normal dan sehat :
2.
Panjang
badan 48-52 cm
3.
Lingkar
dada 30-38 cm
4.
Lingkar
kepala 33-35 cm
5.
Frekuensi
jantung 120-160 kali/menit
6.
Pernafasan
kurang lebih 60-40 kali permenit.
A.2. Hubungan Antara Agama Islam dan Budaya Lokal
Jawa
Suatu Adat atau tradisi muncul merupakan sebuah perilaku yang
dilakukan masyarakat secara berkala. Tetapi dalam ebuah tradisi agama memiliki
peran penting di dalamnya. Seperti agam islam sendiri. Setiap suatu agam datang
pada suatu daerah maka mau tidak mau, maka agar dapat di terima oleh masyarakat
maka harus bersifat membumi. Maksudnya agama tersebut harus menyesuaikan diri
dengan beberapa aspek lokal sekiranya tidak bertentangan dengan dengan
kehadiran islam di jawa. Umumnya , para pendakwah islam dapat menyikapi tradisi
likal yang di padukan menjadi bagian tradisi yang “ islami” karena
berpegangteguh dengan kaidah ushuliyah ( kaidah yang menjadi pertimbangan yang
merumuskan hukun fiqih). Dalam firman Allah Swt
المخافظة القديم الصالح, والاحظ الجديد الاصل
Pada
kelahiran seorang bayi, tentunya pada tradisi jawa diadakan beberapa upacara
adat yang akan dilakukan demi menyambut bayi yang baru lahir.
Tradisi yang di maksud adalah aneka tradisi jawa yang terkait
dengan ritual dan tradisi kelahiran . berbagai ritual dan do’a tersebut adalah
yang terkait dengan apa yang sering di
sebut dengan (selamatan berupa wilujengan atau kenduri atau shadaqahan (
sedekah) tentu masih banyak ritual
dan do’a yang terkait dengan berbagai siklus kehidupan dan kematian manusia.
No
|
Siklus
|
Jenis
Ritual
|
Waktu
Pelaksanaan
|
1.
|
Kelahiran
|
Ngupati
atau Ngapati
|
Kehamilan
mencapai Usia 120 hari
|
2.
|
Nglimani
|
Kehamilan
(pertama) mencapai usia 5 Bulan
|
|
3.
|
Mitoni
juga disebut Tingkeban
|
Kehamilan
mencapai usia 7 Bulan
|
|
4.
|
Nyangani
|
Kehamilan
(pertama) mencapai usia 9 bulan
|
|
5.
|
Brokohan
|
Selamatan
Kelahiran bayi, pada hari bayi lahir
|
|
6.
|
Sepasaran
|
Selamatan
hari ke-5 kelahiran bayi, pemberian nama dengan aqiqahan, biasanya disertai
dengan kenduri dan bancakan (selametan).
|
|
7.
|
Puputan
|
Selamatan
setelah sisa tali pusar lepas (jatuh)
|
|
8.
|
Selapanan
|
Selamatan
hari ke-35 dari kelahiran bayi.hari memperbagus fisik sang bayi. Biasanya di
sertai dengan kenduri dan bancakan.
|
|
9
|
Tedhak
Siti
|
Selamatan
anak usia 7 lapan (245 hari). Do’a kepada Allah agar anak menjadi anak yang
jujur, ahli ibadah, ahli kepada ilmu, dermawan dan etos yang tinggi.
|
|
10.
|
Setahunan
|
Selamatan
ketiak usia anak sudah 1 tahun.
|
Berikut merupakan daftar tradisi pada saat kelahiran bayi , di
jawa yang masih berkembang pada saat ini. Meskipun waktu sudah bereada pada zaman
modern.[5]
Banyumas merupakan kabupaten yang terletak di ibukota purwokerto
provinsi jawa tengah. Bagi
masyarakat Banyumas, bahasa Bayumasan
merupakan bahasa ibu yang hadir sebagai sarana komunikasi sehari-hari. Hal ini
seperti yang dikatakan Koentjaraningrat, orang Jawa memiliki pandangan yang
sudah pasti mengenai kebudayaan Banyumas selain memiliki bentuk-bentuk kelompok
sosial kuno yang khas, juga memiliki dialek Banyumas yang berbeda (Koentjaraningrat,
1994:25).
Pada masyarakat Banyumas terdapat tradisi Munyen. tradisi dilakukan masyarakat dalam menyambut
kelahiran seorang anak manusia. Upacara selamatan pra-kelahiran pun digelar dengan berbagai harapan positif terhadap bayi
yang hendak lahir. Kenduri,
semacam acara makan bersama masyarakat sekitar dengan hidangan tertentu sesuai
usia janin dalam kandungan. Ketika janin masih berusia tiga bulan dalam
kandungan, diadakan selamatan Jenang bening, Bubur Sumsum, dan Nasi Punar Phontang (Nasi Kuning serta lauk pauk dan jamur).
Lalu
ketika janin berusia 4 bulan, dilakukan selamatan dengan sebutan Ngupati. Wujudnya berupa ketupat, gudeg, nasi pecel, tumpeng,
enten-enten dan ketan. Lalu pada masa kehamilan 7 bulan, ada selamatan lagi yang disebut Mitoni
atau Ningkebi
dengan upacaranya disebut
Tingkeban. Bahkan ketika usia kehamilan mencapai 9 bulan ada selamatan lagi yang
disebut Mrocoti. Pada Upacara adat pada saat memperingati kehamilan 9 bulan terdapat makanan
khas yang du sajiakan. Karena pada hari –hari upacara makanan tersebut ada Makanan atau masakan yang disajikan antara lain: jenang procot, kupat, nasi
golong (nasi kepal dan di bulat-bulatkan), bulus angrem, dhawet, dan lain-lain. Tujuannya agar nanti bayi yang di lahirkan bisa keluar dengan cepat dan
selamat tanpa ada gangguan apapun.
Pada saat menjelang
proses kelahiran, terdapat kebiasaan yang unik yang dilakukan oleh masayarakat
Banyumas. Ketika Bayi akan lahir, pintu,
jendela, panci – panci di buka semua, kecuali pintu kamar yang untuk
melahirkan. Ibu hamil mengunyah sambetan.(sejenis ramuan). sambetan terdiri
dari dlingu (Acorus Calamus L. Botani), blengke ( Zingiber Cassummunar) dan
kunir (Curcuma Longa Line) yang
kemudian di kunyah, disembur, dioles keperut. Mengambil daun talas memarut temu
dan dicampur minyak klentik / minyak kelapa. Memarut temulawak (Curcuma
xantorriza) kemudian diperas, ditambah minyak kelapa kemudian ditaruh di
daun talas dan diminum oleh ibu hamil tersebut sebelum melahirkan. Kemudian
menyediakan telur ayam kampung. Apabila
sudah melahirkan diminumkan madu dan telur ayam kampung untuk mengembalikan
tenaga sanng ibu.
Setelah bayi lahir, ari – ari bayi
dipotong dengan kulit bambu (welad) yang
telah dibaluti kunyit, maupun pisau dan gunting, tali pusat itu dimasukkan ke
dalam kendhi (periuk
dari tanah) yang masih baru. Kemudian ditutup dengan daun pisang raja,
ditaburi kembang telon (kantil, mawar, melati), minyak wangi,
garam, jarum, benang, gereh pethek (sejenis ikan asin) dua
ikat sirih keris dan jambe serta kemiri. Juga disertakan kertas bertuliskan
huruf abjad Arab hijaiyah
ي - ا ,a – z, 1 – 10, bunga tujuh macam yaitu bunga mawar merah, putih, melati,
kenanga hijau, kenanga kuning, kanthil putih, bunga sepatu merah, lafadz
bismillah, syahadat, dimasukkan ke dalam anyaman janur dan dimasukkan ke
kendhi. Baru di atasnya ditutup dengan cobek dari tanah yang dilubangi agar
ada udaranya. lubang kendhi dihiasi carangan (batang bambu kecil), yang
menurut keyakinan masyarakat sekitar lubang tersebut bermanfaat ketika anak sedang
flu, lubang itu ditiup sehingga anak tersebut sembuh dari flunya.
Selanjutnya,
kendhi tersebut dihanyutkan di sungai, dengan maksud agar kelak anak tersebut
gemar merantau dan mendapatkan jodoh yang jauh.
Ada pula yang digantung di luar
rumah, yaitu untuk kerukunan dan
kelak anaknya sendiri yang menghanyutkan. Apabila satu keturunan
ada yang dijadikan satu tempat dengan ari – ari kakaknya. Namun
juga ada yang ditanam (dikubur) oleh ayahnya sendiri dengan maksud supaya
mendapatkan jodoh yang dekat.
Saat menanamnya pun mengikuti aturan, harus berpakaian rapi, ari-ari digendong
dengan selendang dan dipayungi. Setiap hari kelahirannya (weton) ari-ari
ditaburi bunga telon.
Saat
sisa usus bayi yang melekat pada pusar mengering dan lepas, sering disebut Puput
Puser. Menurut
adat, bila bayi laki-laki, lubang pusernya disumbat dengan dua buah mrica agar
kelak menjadi lelaki sejati. Bila bayinya perempuan, lubang pusar disumbat
dengan ketumbar. Sore harinya biasanya diadakan upacara selamatan dengan
hidangan terdiri dari nasi dan janganan (sayuran),
jenang merah putih, baro-baro dan jajan pasar. Sedangkan
sesajinya berupa golong lima yaitu ikan,
padupan, bunga cempaka dan uang logam, ditempatkan di takir (daun
pisang dibentuk bundar).
Setelah selesai dengan
urusan ari – ari sekarang giliran ibu bayi dimandikan (mandi wiladah), setelah melahirkan ibu
diharuskan memakai Stagen/benting di bengkung (benting) selama 100 hari.
Perut ibu diberi pupuk yang terdiri dari jeruk nipis, kapur sirih, minyak kayu
putih dioleskan dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi perut agar kembali
seperti semula (ramping). Duduknya ibu diharuskan dengan abu hangat yang
diletakkan didaun pisang kemudian dibungkus dengan kain, diatasnya pakai Sapu
Oman ( tangkai padi) dengan tujuan agar darah dalam perut tidak membeku,
bisa lancar dan keluar. Mata ibu
dipupuhi, pilis dikening bertujuan untuk darah putih tidak kemata.
Dari prosesi adat masyarakat Banyumas pada saat melahirkan, tentunya
terdapat tradisi lain yang di lakukan setelah melahirkan sampai dengan si anak
berumur 1 tahun. Pada hari ke-35 dari kelahiran bayi.hari di adakannya Selapanan, kemudian Thedak
Siti dan Setahunan.
Dari tradisi yang ada di Banyumas, memberikan arti tersendiri
kepada generasi masyarakatnya. Dimana tradisi tersebut akan memberikan
pelajaran yang baik tetunya mengandung nilai-nilai religi dan estetika terhadap
tradisi tersebut. Maka dari generasi masyarakat Banyumas selalu memeperingati
teradisi tersebut, walaupun sudah berada pada zaman modern dengan adanya rumah
sakit bersalin yang kadang kala prosesi kelahirannya tidak sama dengan adat
Jawa atau Banyumas. Tetapi masyarakat Banyumas mencoba menjaga tradisi tersebut
demi generasinya.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A.
Definisi
Metode Penelitian
Metode
( yunani : metodos, metode) adalah cara atau jalan, yaitu cara kerja untuk
dapat memahami obyek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan .(
Koentjaraningrat, metode-metode penelitian masyarakat, garmedia.1997: hl.16)[6]
Metode merupakan aspek yang sangat penting
dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama
untuk mengumpulkan data. Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan
gambaran dari obyek penelitian.
Menurut Hadi, penelitian adalah usaha
untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu pengetahuan dengan menggunakan
metode-metode ilmiah. Dengan upaya mendapatkan dan mengumpulkan data dari
kegiatan penelitian. [7]
A.1. Pendekatan
Dalam Penelitian
Dalam
pemelitian pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan Kualitatif. Di mana
data yang dikumpulkan bukan merupakan angka-angka, melainkan data tersebut
berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi , catatan memo
dan dokumen pribadi lainnya. Sehingga dalam penelitian Kualitatif ini adalah
ingin menggamabarkan realita empirik di balik fenomena yang mendalam, rinci dan
tuntas. Oleh karena itu, penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini adalah
dengan mencocokan antara relita empirik dengan tori yang berlaku dengan
menggunakan metode diskriptif.
Menurut
Keirl dan Meiller dalam Moleong yang di maksudkan dengan Penelitian
Kualitatif adalah Tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental tergantung Pengamatan manusia pada kawasannya sendiri, dan
berhubungan dengan orang –orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya.
Pertimbangan
peneliti menggunakan penelitina dengan metode Kualitatif sebagaimana yang di
ungkapkan oleh Lexy Moleong ;
A)
Menyesuaikan
metode Kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan
ganda.
B) Metode ini
secara tidak langsung hakikat hubungan antara peneliti dengan responden atau
masyarakat.
C) Metode ini
lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manajemen pengaruh bersama pola-pola
nilai yang di hadapi.[8]
Jadi
penelitian ini termasuk penelitian Deskriptif menurut Witney dalam Moh. Nazir
bahwa Metode Deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang
tepat. Penelitian Deskriptif meneliti tentang masalah- masalah
masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk dalam hubungan, kegiatan ,sikap, pandangan serta proses yang
sedang berlangsung pada suetu fenomena.[9]
B.
LOKASI PENELITIAN
Lokasi
penenelitian merupakan tempat dimana penelitian akan dilakuakan dengan tujuan
mendapatkan data-data atau informasi yang di butuhkan.
Tempat penelitian : Jalan Maratirta Desa Siidabowa RT.02/ RW.03
Kec. Patikraja Kab. Banyumas Jawa Tengah.
Pada dasaranya banyumas merupakan kabupaten yang terletak di
ibukota purwokerto provinsi jawa tengah.
Batas
wilayah :
:
|
Sebelah
Utara: Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang.
1.
Sebelah
Selatan: Kabupaten Cilacap
2.
Sebelah
Barat: Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes
3.
Sebelah
Timur: Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen dan Kabupaten Banjarnegara
|
||
Luas Wilayah
|
:
|
1.335,30 Km²
|
|
Jumlah Penduduk
|
:
|
1.795.844 Jiwa
|
|
Wilayah Administrasi
|
:
|
Kecamatan: 27, Kelurahan: 30, Desa: 301
|
|
C. SUMBER DATA
C.1. Data Primer
Menurut S. Nasution data primer adalah
data yang dapat diperoleh lansung dari lapangan atau tempat penelitian.
Sedangkan menurut Lofland bahwa sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan. Kata-kata dan tindakan
merupakan sumber data yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau
mewawancarai[10].
Peneliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi lansung dari
masyarakat setempat mengenai adat- istiadat upacara kelahiran seorang bayi
seperti Muyen ( bertemu Bayi). Dari hasil wawancara yang di lakukan oleh
peneliti menunjukkan bahwa adat budaya tersebut tersebut muncul merupakan
kebudayaan yang ada sejak nenek moyang. Tradis tersebut diajarkan dengan maksud
memberikan keberuntungan yang baik untuk anak selama masa hidupnya.
C.2. Data
sekunder
Data sekunder adalah data-data yang didapat dari
sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat
pribadi, buku harian, notula rapat perkumpulan, sampai dokumen-dokumen resmi
dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah,
buletin, publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-lampiran dari badan-badan
resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi, tesis, hasil survey,
studi histories, dan sebagainya.[11]Peneliti
menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat hipotesa tentang tradisi yang
ada di Banyumas melalui wawancara terhadapa salah satu warga yang bernama Mbah
Patmi
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan
data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang
peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang
valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk
memperoleh data yang diperlukan.
D.1.
Observasi Langsung
Observasi
langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada
pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Dalam kegiatan
sehari-hari, kita selalu menggunakan mata untuk mengamati sesuatu. Observasi
ini digunakan untuk penelitian yang telah direncanakan secara sistematik
tentang bagimana peroses dan kebiasaan pada adat atau tradisi pada masyarakat
Banyumas tentang kelahiran sorang bayi atau yang di sebut dengan Muyen. Dan
mengetahui bagaimana proses pra-kelahiran dan sesudah kelahiran
Tujuan
menggunakan metode ini untuk mencatat hal-hal, perilaku, perkembangan, dan
sebagainya tentang perilaku kebiasaan masyarakat Banyumas tentang tradis yang
di turun temurun dari nenek moyang dan masih berjalan sampai sekarang.
Meskipunn dalam wawancara responden menggunakan bahasa daerahnya yang sebagian
dari kami kurang mengerti. Tapi untungnya ada teman kami yang berasala dari
daerah tersebut. Jadi masalah tersebut bisa terkendali.
D.2.
Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang dinamakan interview
guide (panduan wawancara).
Tujuan penulis menggunakan metode ini, untuk
memperoleh data secara jelas dan kongkret tentang sumber informasi yang ada.
Seperti kutipan wawancara kami dengan mbah patmi (Dukun Bayi) hari Sabtu,
14 April 2013 jam 16.15 WIB.
Pewawancara : “Assalamu’alaikum..... nuwun sewu, mbah. Kula
mahasiswa IAIN
Walisongo, kula ajeng tangklet tentang kebiasaanipun
masyarakat
Mriki nek onten ibu seng jebolan?
( Assalamu’alaikum... permisi , nek .saya mahasiswa IAIN Walisongo, saya
mau tanya tentang tradisi atau kebiasaan
masyarakat di sini jika ada ibu yang melahirkan )
Mbah Patmi :
“Wa’alaikum salam...... takon opo nok ?
( Wa’alaikum salam ....
mau tanya apa nak ? )
Pewawancara
: “ nak mak –mak meteng niku eneten kebiasaan nopo mbah? Mbahe kan dukun seng bantu nglahirake teng
mriki,menawi mbah ngertos?
( jika ada ibu-ibu yang mengandung itu tradisinya itu
apa nek ? , nenek kan dukun yang membantu dalam melahirkan , mungkin nenek tahu
?)”
Mbah Patmi
: teng daerah mriki iku nok,
biasane nak enten seng meteng diadakne
selaemtan koyok mitoni,ngakebi lan liyane’’
Trus yo nok,
nak wus nglahirake biasane dia dakane ngubur ari- ari,jenengi,lan aqiqohan. ( Di daerah
sini, biasanya ada yang melahirkan kemudian di adakan selametan yang di sebut
dengan Mitoni , ngakebi, dan yang lainnya.’ Kemudian jika sudah melahirkan
biasanya di adakan penguburan ari-ari , memberi nama dan aqiqah )
Pewawancara : la niku tujuane nopo mbah.... ?
( Itu tujuannya untuk
apa nek ? )
Mbah Patmi
: oh ..kathah nok, misale yo nok
, koyok nguburke ari-ari iku tujuane
supayane gen angasal jodoh cepak,”
( oh banyak mbak,
misalkan saja seperti upacara penguburan ari-ari itu bertujuan supaya dapat jodoh yang dekat tau tetangga sendiri
“)
Pewawancara : “mbah keuntungane mupuhi mripat niku nopo
mbah kangge ibunk e ?”
( “Nek , apa keuntungannya
mentaburi mata buat sang ibu? “)
Mbah patmi : “mripate ki ben orak cepet blawur nok, delokko saiki cah2 nom seng wes do
gendong anak, akeh seng wes ngenggo kocomoto, yo kui mergone rak pupuhan”
( Mata biar tidak
cepat rabun mbak, coba lihat sekarang para pemuda sudah Sudah pada menimang anak, banyak yang sudah
memakai kacamata, itu di sebabkan tidak ada upacara pentaburan mata )
Pewawancara : “ matur suwun nggeh mbah , kula ajeng
pamitan,,, kula mpun cukup informasine,... wassalamua’laikum.”
E. ANALISIS DATA
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat
ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan
oleh data
Dari
rumusan di atas dapatlah kita tanarik garis besar bahwa analisis data bermaksud
pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul banyak sekali dan
terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa
laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Setelah data dari lapangan
terkumpul dengan menggunakan metode pengumpulan diatas, maka peneliti akan mengolah
dan menganalisi data dengan menggunakn analisis secara Deskriptif-Kualitatif.
Deskriptif-Kualitatif
Merupakan suatu teknik yang menggambarkan
menginterpretasikan data –data yang terkumpul dengan memberikan perhatian dan
merekam sebanyak mungkin aspek yang situasi yang di teliti pada saat itu,
sehingga memproleh gambaran secara umum[12].
Menurut M. Nazir bahwa tujuan Dekriptif ini adalah untuk membuat gamabaran atau
lukisan secara sistematis , akurat dan faktual mengenai suatu kebudayan yang
terselidiki.[13]
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil penelitian yang di lakukan maka dapat di tarik kesimpulan bahwa:
1. Sebuha kebudayaan yang bearda di suatu daerah tertentu
misalanya “ Adat kelahiran Bayi “ membrikan pengertian tersendiri bahwa suatu
tradsis tersebut memilki identitas terhadap budayanya.
2. Dalam sebuah kebudayaaan bahwa agama sangat berperan
penting dalam suatu tradisi misalnya
dalam kelahiran, waktu bayi lahir langsung di berikan suara adzan oleh si Ayah.
3. Dalam tradis Kelahiran terdapat upacara –upacara
tertentu yang dilakukan pra-kelahiran meupun sesudah kelahiran. Baik kepada
sang ibu maupun kepada sang bayi itu sendiri.
4. Dalam upacara-upacar tersebut , di yakini oleh
masyarakat memilki tujuanakan membantu kelancaran dalam proses kelahiran dan setelah kelahiran
akan memberikan manfaat yang lebih terhadap anaknya kelak nanti dewasa.
B. Saran
Apabiala kita lihat sekarang pada zaman modern
ini, banyak sekali dari beberapa
kalangan yang kurang perduli tentang kebudayan
khususnya Mahasiawa. Maka perlunya sebuah kesadaran mengeni betapa pentingnya
Arti dari sebuah kebudayaan. Bahwa kebudayaan merupakan identitas dari suatu
daerah tersebut.
INDEKS
Akulturasi
Merupakan
perpaduan antara kebudayaan satu dengan kebudayaan yang lain dengan
tidak
menghilangkan kebudayaan aslinya.
Animisme
Merupakan
suatu kepercayaan yang menganggap bahwa benda mati (batu, gunung,
keris dan
sebagainya) memilki kekuatan magis
Bengle
Merupakan
salah satu tanaman obat berupa umbi yang tumbuh di seluruh undonesia
dan di gunakan untuk obat.
Baro-baro
Merupakan
sejenis jenang bekatul yang di makan bersamadengan gula pasir dan di
tambah
dengan kelapa parut.
Dinamisme
Merupakan
suatu kepercayaan yang menganggap bahwa makhluk hidup ( manusia
hewan dan tumbuhan) memiliki kekuatan magis.
Dlingu
Merupakan
jenis tanaman yang mirip dengan rhizoma dan akan tumbuh lebih baik
( dalam arti akarnya akan cepat besar) jika
hidup di tanam yang terus-menerus
tergenang air.
Jenang Merah Putih
Merupakan
nasi putih yang di tambahkan dengan urap, sayur-sayuran diolah dengan
di rebus di
tambah dengan telu dan tak lupa dengan sambal
Muyen
Merupakan
suatau Upacara adat yang dilakukan masyarakar Banyumas untuk
menyambut
kelahiran yang menurut istilah jawa dengan Ketemu Bayen (Bertemu
dengan
Bayi).
Preparedbirth
Merupakan suatu kaedah yang memberikan perencanaan sebelum prosesi
kelahiran.
Selametan (Kenduren atau Welujengan)
Merupakan
adat yang dilaksanakan dirumah yang mempunyai hajat dengan
mengundang tetangga-tetangga dekat untuk makan bersama.
Temulawak
Merupakan
tumbuhan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingicerabeae
DAFTAR PUSTAKA
Narbuka,Cholid.1986.
Metodologi Riset. Semarang : Bentang Pustaka.
Lexy J, Moleong.1991.Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya
Koentjaraningrat.2003.Pengantar Antropologi I. Rieneka
Dcipta: Jakarta
Sholikhin,Muhammad.2010.Ritual & Tadisi Islam Jawa,Jakarta:
PT.Gramedia
Nazir, Moh.2003.Metode Penelitian.Jakarta:
PT. Ghalia Indonesia, 2003
Nasution,S.2004. Metode Research.
Jakarta : Bumi Aksara
LAMPIRAN
( TRADISI
KELAHIRAN BAYI )
Gb.01. ( Bayi Yang di Gedong ) Gb.02.
( Ari-ari yang dimasukkan di kendhi )
Gb.03. ( Ari-Ari Bayi ) Gb.04. ( Upacara Penguburan Ari-ari .01)
Gb. 05.
( Bayi Baru Lahir ) Gb.06. (
Upacara Penguburan Bayi 02 )
J.02 ( MAKANAN
YANG DI SAJIKAN SAAT UPACARA KELAHIRAN BAYI
Gb. 01. ( Nasi Golong ) Gb.
02. ( Nasi Puntar ) Gb. 03. (Bubur Sum-sum)
[1]
Koentjaraningrat.Pengantar
Antropologi I.( Jakarta : Rieneka Dcipta, 2003) h.11
[2]
Koentjaraningrat.Pengantar
Antropologi I.( Rieneka Dcipta: Jakarta,
2003) h.02
[3](
Koentjaraningrat.2003)
h.15
[4]
K.H. Muhammad
Sholikhin,Ritual & Tadisi Islam Jawa,( PT. GRAMEDIA: Jakarta,2010) h.01
[5]
(K.H. Muhammad
Sholikhin, 2010) h.27-28
[6]
Cholid Narbuka,
Metodologi Riset, (Buku Ilmiah : Semarang,1986) h. 01
[12]
Lexy J, Moleong (Remaja
Rosda Karya: Bandung. 1991) h.11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar